Dalam beberapa tahun terakhir, parfum unisex atau gender-neutral semakin mendominasi industri wewangian. Jika dulu parfum selalu dibagi antara “untuk pria” dan “untuk wanita” kini batas itu semakin menghilang. Konsumen modern, terutama generasi muda seperti Gen Z dan milenial, mulai meninggalkan kategori tradisional dan memilih parfum berdasarkan karakter aroma dan perasaan yang ditimbulkan, bukan pada label gender.

Kembali ke Akar Sejarah Parfum

Tahukah Anda bahwa konsep parfum gender sebenarnya adalah hasil konstruksi modern? Sebelum abad ke-20, parfum digunakan secara bebas tanpa pembagian gender. Parfum pertama di Eropa, seperti Cologne karya Giovanni Maria Farina tahun 1709 atau Jicky dari Guerlain tahun 1889, digunakan oleh semua kalangan. Artinya, tren parfum unisex saat ini bukanlah hal baru, melainkan bentuk kembali ke awal industri parfum.

Perubahan Preferensi Konsumen

Generasi saat ini mengutamakan ekspresi diri dan keaslian. Mereka memilih parfum yang sesuai dengan kepribadian atau suasana hati mereka, bukan karena iklan yang menargetkan gender tertentu. Inilah alasan mengapa parfum unisex begitu populer, karena memberikan kebebasan dalam memilih.

Aromanya Universal

Parfum unisex biasanya menggabungkan karakter aroma yang seimbang antara hangat dan segar, antara maskulin dan feminin. Notes seperti amber, musk, kayu cedar, dan jeruk menjadi andalan karena bisa diterima semua kalangan. Aromanya tidak terlalu manis, tidak terlalu tajam dan justru memberikan kesan elegan serta fleksibel untuk segala suasana.

Rekomendasi Parfum Unisex

Mandalika Perfume sebagai brand parfum lokal premium juga menjawab tren ini dengan menghadirkan varian unisex. Berikut dua varian yang layak dicoba:

Icon

Menggabungkan grapefruit dan lemon di top notes, disusul oleh lily dan pink pepper di middle, serta ditutup dengan labdanum, leather, dan musk. Cocok untuk Anda yang ingin tampil segar tapi tetap elegan, baik siang maupun malam, pria atau wanita.

Lihat Detail

Signature

Dibuka dengan keharuman Damascus Rose dan grapefruit, dengan middle note sage dan labdanum, lalu diakhiri dengan amber. Signature memiliki karakter yang dalam namun tetap lembut, aroma yang mampu merepresentasikan kepribadian kuat dan berkelas.

Lihat Detail

Kesimpulan

Pada akhirnya, parfum unisex tidak hanya soal aroma yang bisa digunakan siapa saja, tetapi juga menjadi simbol kebebasan dalam berekspresi dan menemukan identitas. Kini, aroma bukan lagi soal jenis kelamin, tetapi tentang cerita, suasana hati, dan bagaimana kita ingin dikenang.

VIP Access to Your Exclusive Fragrance Journey!

Subscribe to our newsletter

You have Successfully Subscribed!